Beranda | Artikel
Inspirasi Dunia Akhirat: Pelajaran Hebat dari Kisah Ashabul Araf – Syaikh Saad al-Khatslan
4 hari lalu

Ashabul A’raf adalah orang-orang yang amal kebaikan dan keburukannya seimbang. Subhanallah! Timbangan amal kebaikan mereka tidak lebih berat, meski hanya dengan satu kebaikan. Timbangan amal keburukan mereka pun tidak lebih berat, meskipun hanya dengan satu keburukan. Sehingga amal kebaikan dan amal keburukan mereka benar-benar seimbang.

Hal ini menunjukkan betapa sempurnanya keadilan Allah ‘Azza wa Jalla, bahwa manusia akan ditimbang amalnya pada hari Kiamat dengan timbangan yang nyata dan memiliki dua cawan. Barang siapa yang cawan amal kebaikannya lebih berat, maka ia termasuk penghuni surga.

Sebagaimana firman Allah Ta‘ala, “Adapun orang yang berat timbangan kebaikannya, maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan.” (QS. Al-Qari’ah: 6–7)

Sebaliknya, barang siapa yang cawan amal keburukannya lebih berat, maka ia termasuk penghuni neraka—kecuali jika Allah mengampuninya.

Sebagaimana firman Allah, “Adapun orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah…

Tahukah kamu apa itu Hawiyah? Yaitu api yang sangat panas.” (QS. Al-Qari’ah: 8–11)

Secara logika, berarti ada golongan ketiga, yaitu mereka yang amal kebaikan dan keburukannya seimbang. Merekalah golongan manusia yang timbangan amal baik dan buruknya sama berat.

Sebagai bentuk kesempurnaan keadilan Allah ‘Azza wa Jalla, mereka tidak langsung dimasukkan bersama orang-orang yang timbangan kebaikannya lebih berat untuk masuk surga, tetapi mereka ditahan di tempat antara surga dan neraka. Lalu pada akhirnya, mereka akan masuk surga karena rahmat Allah Yang Maha Pengasih. Sebagaimana Allah Ta‘ala menyebutkan keadaan mereka dalam surah Al-A’raf.

Wahai saudara-saudara! Ini menunjukkan bahwa seorang muslim tidak boleh meremehkan amal saleh sekecil apa pun. Bisa jadi satu kali membaca tasbih menjadi sebab timbangan kebaikan lebih berat. Bisa jadi sedekah dengan jumlah yang kecil menjadi sebab timbangan amal kebaikan lebih berat. Bisa jadi satu kalimat yang baik menjadi sedekah dan menjadi sebab beratnya timbangan amal kebaikan, dan begitu seterusnya.

Sebaliknya, seorang muslim juga tidak boleh meremehkan dosa atau keburukan, karena bisa jadi satu keburukan saja menyebabkan beratnya timbangan keburukan.

Lihatlah betapa presisinya timbangan itu, dan betapa agungnya keadilan Allah ‘Azza wa Jalla.

“Kami akan meletakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun dirugikan sedikit pun Sekalipun amal itu hanya seberat biji sawi, pasti Kami akan mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47)

Amal kebaikan atau keburukan sebesar biji sawi sekalipun akan tetap didatangkan dan diletakkan dalam timbangan itu. Oleh karena itu, hendaknya makna ini selalu hadir dalam benakmu, wahai saudaraku muslim!

Misalnya, setelah kamu selesai Shalat Fardhu, lalu kamu hendak pergi meninggalkan tempat shalat, tapi kamu teringat dan berkata dalam hati, “Mungkin aku Shalat Sunnah Rawatib dulu karena melalui amal sunnah ini dituliskan bagiku amal kebaikan dan siapa tahu, amal kebaikan ini menjadi sebab beratnya timbangan kebaikanku.”

Ketika kamu melihat orang fakir atau miskin, kamu berkata, “Aku ingin bersedekah kepadanya, semoga aku mendapat pahala dan siapa tahu, amal inilah yang memberatkan timbangan kebaikanku.”

Begitulah seterusnya. Inilah bagian dari keadilan Allah ‘Azza wa Jalla yang begitu agung.

====

أَصْحَابُ الأَعْرَافِ هُمْ قَوْمٌ تَسَاوَتْ حَسَنَاتُهُمْ وَسَيِّئَاتُهُمْ سُبْحَانَ اللَّهِ لَمْ تَرْجَحْ كِفَّةُ الْحَسَنَاتِ بِحَسَنَةٍ وَاحِدَةٍ وَلَمْ تَرْجَحْ كِفَّةُ السَّيِّئَاتِ بِسَيِّئَةٍ وَاحِدَةٍ فَتَسَاوَتْ حَسَنَاتُهُمْ وَسَيِّئَاتُهُمْ

وَذَلِكَ أَنَّهُ مِنْ تَمَامِ عَدْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّ الْإِنْسَانَ تُوزَنُ أَعْمَالُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي مِيزَانٍ حِسِّيٍّ لَهُ كِفَّتَانِ فَإِنْ رَجَحَتْ كِفَّةُ الْحَسَنَاتِ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْجَنَّةِ

كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ

وَإِنْ رَجَحَتْ كِفَّةُ السَّيِّئَاتِ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ إِلَّا أَنْ يَعْفُوَ اللَّهُ عَنْهُ

كَمَا قَالَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ

وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ نَارٌ حَامِيَةٌ

الْقِسْمَةُ الْمَنْطِقِيَّةُ الْعَقْلِيَّةُ تَقُولُ هُنَاكَ قِسْمٌ ثَالِثٌ وَهُوَ تَسَاوِي كِفَّةِ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ وَهَؤُلَاءِ صِنْفٌ مِنَ الْبَشَرِ تَتَسَاوَى حَسَنَاتُهُمْ وَسَيِّئَاتُهُمْ

فَمِنْ تَمَامِ عَدْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُمْ لَا يَكُونُونَ مَعَ مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُمْ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ وَإِنَّمَا يُحْبَسُونَ فِي مَكَانٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ تَكُونُ نِهَايَةُ أَمْرِهِمْ إِلَى الْجَنَّةِ بِرَحْمَةِ أَرْحَمِ الرَّاحِمِينَ كَمَا ذَكَرَ اللَّهُ تَعَالَى شَأْنَهُمْ فِي سُورَةِ الْأَعْرَافِ

أَيُّهَا الإِخْوَةُ هَذَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْمُسْلِمَ يَنْبَغِي أَلَّا يَحْتَقِرَ أَيَّ عَمَلٍ صَالِحٍ فَرُبَّ تَسْبِيحَةٍ وَاحِدَةٍ تَكُونُ سَبَبًا لِرُجْحَانِ كِفَّةِ الْحَسَنَاتِ رُبَّ صَدَقَةٍ بِمَبْلَغٍ يَسِيرٍ تَكُونُ سَبَبًا لِرُجْحَانِ كِفَّةِ الْحَسَنَاتِ رُبَّ كَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ تَكُونَ صَدَقَةً وَتَكُونُ سَبَبًا لِرُجْحَانِ كِفَّةِ الْحَسَنَاتِ وَهَكَذَا

وَفِي الْمُقَابِلِ لَا يَحْتَقِرُ الْمُسْلِمُ السَّيِّئَاتِ رُبَّ سَيِّئَةٍ وَاحِدَةٍ تَكُونُ هِيَ السَّبَبُ فِي رُجْحَانِ كِفَّةِ السَّيِّئَاتِ

فَانْظُرْ إِلَى دِقَّةِ الْمِيزَانِ وَعَظِيمِ عَدْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ

حَتَّى مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنَ الْخَرْدَلِ مِنَ الْحَسَنَاتِ أَوْ مِنَ السَّيِّئَاتِ يُؤْتَى بِهِ وَيُوضَعُ فِي هَذَا الْمِيزَانِ وَلِذَلِكَ يَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ هَذَا الْمَعْنَى حَاضِرًا لَكَ أَخِي الْمُسْلِمُ

مَثَلًا صَلَّيْتَ صَلَاةَ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ بَعْدَ ذَلِكَ أَرَدْتَ أَنْ تَنْصَرِفَ فَتَتَذَكَّرُ وَتَقُولُ رُبَّمَا أُصَلِّي السُّنَّةَ الرَّاتِبَةَ هَذِهِ السُّنَّةُ يُكْتَبُ لِي بِهَا حَسَنَاتٌ رُبَّمَا تَكُونُ هَذِهِ الْحَسَنَاتُ هِيَ السَّبَبُ فِي رُجْحَانِ كِفَّةِ الْحَسَنَاتِ

رَأَيْتَ فَقِيرًا أَوْ مِسْكِينًا تَقُولُ أَتَصَدَّقُ عَلَيْهِ أَكْسَبُ بِذَلِكَ حَسَنَاتٍ وَمَا يُدْرِيكَ رُبَّمَا تَكُونُ هَذِهِ الْحَسَنَاتُ هِيَ السَّبَبُ فِي رُجْحَانِ كِفَّةِ الْحَسَنَاتِ

وَهَكَذَا وَهَذَا مِنْ عَظِيمِ عَدْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ


Artikel asli: https://nasehat.net/inspirasi-dunia-akhirat-pelajaran-hebat-dari-kisah-ashabul-araf-syaikh-saad-al-khatslan/